AEKKANOPAN | SUMUT24
Ratusan umat Islam melaksanakan sholat Gerhana Matahari di Masjid Raya Al Aman Aekkanopan, Rabu (9/3). Bertindak sebagai imam Al Hafizd M Ifdarsyam Ritonga Lc MHI dan H Pandu Panji Siregar Lc sebagai khatib.
Ifdarsyam memimpin sholat sunnat muakkadah dua rakaat itu diikuti dengan hikmat oleh ratusan jamaah pria dan wanita. Pada rakaat pertama usai membaca Surat Al Fatihah, Ifdar membaca sebahagian ayat dari Sura Al Baqarah. Sedang di rakaat kedua, setelah Fatihah, ia membaca sebagian Surat Ali Imran.
Usai sholat, ustadz Panji dalam khutbahnya menjelaskan, sholat gerhana meruapakan ibadah sunat yang pernah dilaksanakan di masa hidup Rasulullah Muhammad SAW. Tujuannya antara lain menjelaskan bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan kematian seseorang.
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena lahirnya seseorang. Apabila kalian melihat gerhana matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap matahari,” katanya mengutip hadist yang diriwayatkan Bukhori.
Kemudian, gerhana juga menunjukkan keagungan Allah yang Maha Kuasa untuk melakukan apa pun yang menjadi kehendakNya. Karena itu ia mengajak umat Islam agar tidak terpengaruh kepada macam-macam mitos terkait terjadinya gerhana. “Jadi gerhana bukan karena matahari dimakan raksasa seperti yang dipercayai sebagian masyarakat,” kata alumnus Al Azhar Kairo itu.
Pria yang juga Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Labura itu mengajak agar umat Islam menjadikan peristiwa gerhana matahari sebagai momentum untuk menyadarkan diri tentang kekuasaan Allah SWT. Aktualisasinya adalah dengan semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Selain di Masjid Al Aman, di sejumlah masjid di Labura juga melaksanakan sholat gerhana matahari. Di antara di Masjid Jami Aekkanopan yang juga diikuti jamaah pria dan wanita. (skd)