MEDAN | Sumut24.coDALAM sejarah Indonesia, pemuda telah memainkan peran penting dalam politik jauh sebelum kemerdekaan. Mereka menunjukkan partisipasi yang tinggi sebagai manifestasi keinginan untuk bebas dari kolonialisme dan imperialisme Barat. Peran pemuda dalam politik Indonesia abad ke-20 menonjol karena mereka menjadi bagian penting dari perubahan sosio-kultural yang terjadi. Meluasnya akses pendidikan, urbanisasi, dan perkembangan teknologi membawa perubahan dalam nilai-nilai masyarakat, menciptakan nilai-nilai "rasional" yang mendasari gerakan politik kaum muda.
Namun, rasionalisasi nilai-nilai tradisional ini juga membawa keguncangan, terutama pada masyarakat yang tertutup dan konservatif. Pergeseran nilai ini didukung oleh agama yang dipahami secara konservatif dan berbagai persoalan budaya yang memengaruhi gerakan awal kaum muda dalam politik Indonesia. Memahami peran dan partisipasi politik kaum muda menjadi penting untuk memahami eksistensi politik mereka di era modern.
Saat ini, wacana pemimpin muda kembali mencuat di Indonesia, terutama menjelang Pilkada 2024. Meski eksistensi politik kaum muda meningkat seiring dengan iklim politik yang semakin demokratis, ada kekhawatiran bahwa narasi "Pemuda" sering kali dimanfaatkan oleh politisi untuk meraih suara. Banyak yang memandang pemuda hanya sebagai individu dalam kategori usia tertentu, padahal pemuda juga harus dilihat dari aspek semangat, energi, kreativitas, dan dinamisme.
Mochtar Naim mendefinisikan pemuda sebagai kelompok yang penuh semangat dan energi, dengan potensi besar untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Pendapat ini didukung oleh E. Depasquito dan R.E. Smith yang menekankan pentingnya keberanian dan kemampuan pemuda dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu, pemuda tidak hanya dilihat dari aspek biologis, tetapi juga dari pemikiran, inovasi, kemampuan, dan kematangan emosional mereka.
Pemimpin yang visioner adalah mereka yang mampu mengintegrasikan pandangan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti agama, politik, ekonomi, hukum, dan budaya. Pemimpin yang ideal akan membawa implikasi pada rekonstruksi pandangan politik yang ada, menantang apa yang selama ini dianggap benar. Dalam konteks Pilkada, banyak kandidat yang mengklaim mewakili kaum muda, namun hal ini belum tentu sejalan dengan realitas dan keinginan kaum muda sebenarnya.
Dinamika politik menuju Pilkada 2024 semakin memanas, dengan partai politik harus menavigasi antara harapan publik, kepentingan partai lain, dan tujuan politik mereka sendiri. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa pemimpin masa depan harus mampu mendorong kreativitas, inovasi, dan jiwa kewirausahaan, serta memiliki pandangan global yang demokratis dan menghargai keragaman.
Generasi milenial, sebagai generasi modern yang aktif dan inovatif, dapat menjadi motor penggerak pembangunan. Pemimpin yang efektif harus mampu menyesuaikan diri dengan generasi yang mereka pimpin. Selain itu, ada tujuh karakteristik unik pemimpin di pemerintahan daerah Indonesia, termasuk latar belakang pendidikan tinggi, keterlibatan dalam organisasi, dan pengalaman luas dalam pemerintahan.
Pemilih muda perlu menilai kontestan politik berdasarkan kemampuan mereka menawarkan solusi atas masalah yang ada dan pengalaman yang dimiliki. Meneladani tokoh seperti Mohammad Hatta, pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakannya dan mampu mengatasi berbagai persoalan, baik dalam maupun luar negeri.
Kesadaran politik pemilih muda perlu ditingkatkan dalam Pemilu 2024. Upaya program pendidikan politik yang lebih kreatif dan produktif dari penyelenggara pemilu sangat diperlukan, begitu pula dengan sosialisasi dan pendidikan politik yang masif dari peserta pemilihan. Pemimpin masa depan Indonesia harus mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Penulis berharap agar pemuda tidak hanya dijadikan komoditas politik, tetapi suaranya didengarkan dan perannya diperhatikan. Calon pemimpin harus memiliki rekam jejak yang baik, berpengalaman, dan mampu merespons keresahan dan gagasan pemuda untuk kemajuan bersama.
MHD GIRBAN Mantan Aktivis HMI Banten / Tim Milenial Rahudman Harahap
REL.