Sumut

Patah Tulang dan Penanganannya

Penulis : dr Suyoslan Tambunan
Amru Lubis - Jumat, 12 Juli 2024 16:22 WIB
Photo 1 : Contoh gambar patah tulang dan Photo 2 : Penulis, dr Suyoslan Tambunan
Toba I Sumut24.coFraktur adalah istilah medis yang digunakan untuk menyebut kondisi patah tulang. Fraktur atau patah tulang merupakan kondisi saat susunan tulang pada tubuh terputus (patah), sehingga tidak lagi utuh. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan bentuk pada tulang. Kondisi ini bisa terjadi pada tulang mana saja, namun lebih sering terjadi pada tulang tangan, pinggul, selangka, lengan atas, dan kaki.

Patah tulang terjadi ketika tulang dihantam oleh sesuatu yang kekuatannya melebihi kekuatan tulang itu sendiri. Penyebab utamanya ialah adanya tekanan atau benturan yang cukup kuat ke tulang, sehingga tulang tidak lagi mampu menahan tekanan tersebut. Hal tersebut dapat disebabkan ketika terjatuh dari ketinggian tertentu, cedera akibat kecelakaan saat berkendara, cedera saat berolahraga, atau ketika tulang terhantam benda keras. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit pengeroposan tulang (osteoporosis).

Terdapat beberapa jenis patah tulang yaitu, diantaranya : - Fraktur terbuka : Kondisi ketika bagian ujung dari tulang yang patah menimbulkan robekan pada kulit (menembus kulit), sehingga jaringan di bawah kulit serta tulang yang patah tampak dari luar.

- Fraktur tertutup : Kondisi ketika bagian ujung dari tulang yang patah tidak sampai menimbulkan robekan pada kulit, sehingga jaringan di bawah kulit serta tulang yang patah tidak tampak dari luar.

- Fraktur tidak lengkap : Kondisi ketika tulang tidak patah sepenuhnya menjadi dua bagian atau lebih, namun hanya retak.

- Fraktur lengkap : Kondisi ketika tulang patah menjadi dua bagian atau lebih.

Gejala patah tulang pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dari lokasi, jenis, dan derajat keparahan, serta jaringan yang ada di sekitarnya. Gejala utama patah tulang adalah nyeri hebat pada bagian tulang yang patah.

Umumnya, ketika bagian tersebut digerakkan, nyeri pun akan terasa semakin hebat. Selain nyeri hebat, gejala lain yang umumnya dapat timbul akibat patah tulang adalah sebagai berikut : - Bengkak, kemerahan, memar, dan terasa hangat di area yang mengalami patah tulang. - Bagian tubuh yang mengalami fraktur sulit digerakkan. - Timbul sensasi kesemutan hingga mati rasa pada area yang mengalami fraktur. - Perubahan struktur dan bentuk tulang (deformitas tulang) di area yang mengalami fraktur. - Terdapat krepitasi atau bunyi gemeretak pada tulang yang retak ketika diraba atau saat melakukan gerakan tertentu. - Terdapat bagian tulang yang menonjol di bawah kulit. - Pada fraktur terbuka, tulang akan terlihat menembus atau muncul dari permukaan kulit, disertai dengan perdarahan.

Pengobatan alternatif banyak beredar di Indonesia yang diklaim dapat menangani patah tulang. Meski begitu, tetap disarankan untuk sebaiknya segera dibawa ke instalasi gawat darurat rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami kondisi tersebut demi mendapat penanganan yang tepat.

Apabila mengalami patah tulang namun tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, maka dapat mengalami beberapa komplikasi seperti : - Infeksi lokal pada tulang yang patah atau infeksi pada jaringan di sekitarnya (selulitis, osteomyelitis) maupun sistemik (sepsis). - Penyatuan tulang yang tidak tepat sehingga tulang terlihat berubah bentuk (malunion). - Tulang yang patah tidak dapat menyatu sehingga tulang terlihat berubah bentuk (nonunion). - Kematian jaringan (nekrosis avaskular). - Kerusakan saraf dan pembuluh darah. - Perdarahan ke dalam ruang sendi yang dapat menyebabkan pembengkakan sendi (haemarthrosis). - Cacat fisik permanen. - Cedera pada organ di sekitarnya. - Gangguan pertumbuhan tulang, terutama pada anak-anak yang mengalami patah tulang di sekitar atau sepanjang lempeng pertumbuhan (lempeng epifisis) tulang.

Tujuan utama dari penanganan patah tulang yaitu mengembalikan tulang yang patah ke posisi semula dan menjaganya agar tetap stabil, serta mencegah perburukan kondisi.

Sebelum melakukan tindakan, dokter akan bertanya mengenai kronologis kejadian yang dialami, riwayat cedera yang dialami, riwayat kesehatan, serta gejala yang dirasakan. Kemudian dokter akan memeriksa kondisi tulang dengan menyentuh dan menggerakan area yang diduga mengalami patah tulang serta mengetahui jenis patah tulang yang dialami dengan pemeriksaan lanjutan seperti foto rontgen, CT-scan atau MRI, bone scan, pemeriksaan darah, serta pemeriksaan kepadatan tulang.

Adapun beberapa penanganan patah tulang adalah sebagai berikut : - Gips. Ini adalah penanganan paling umum yang dipakai dalam mengatasi patah tulang. Untuk mengistirahatkan tulang yang mengalami cedera dan untuk menghindari pergerakan berlebihan selama proses penyembuhan, serta memastikan tulang sudah dalam keadaan sejajar dengan cara memasang gips.

- Sling atau perban khusus. Metode ini dipakai jika mengalami patah tulang di area yang sulit dijangkau oleh gips. Contohnya patah tulang selangka. Sling ini akan membatasi gerakan sehingga tulang yang bermasalah dapat tumbuh dan menyambung kembali.

- Operasi. Metode ini dilakukan jika tulang telah hancur atau patah menjadi beberapa bagian, untuk membersihkan tulang-tulang yang hancur, melakukan fiksasi internal maupun eksternal, dan menyambung tulang-tulang tersebut dengan memasang pen, plat, screw, atau rods khusus.

Proses penyembuhan bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu atau hitungan bulan. Itu semua tergantung dari jenis, keparahan patah tulang yang dialami, serta kepatuhan dalam menjalani semua instruksi dokter.

- Pemberian obat-obatan untuk mencegah infeksi pada patah tulang terbuka dan membantu untuk mengurangi rasa nyeri serta peradangan pada patah tulang dan jaringan di sekitarnya.

- Fisioterapi. Latihan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tulang seperti sedia kala.

DAFTAR PUSTAKA1. Sjamsuhidajat RW, De Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC. 2005;589. 2. Knechtle, B., et al. Vitamin D and Stress Fractures in Sport: Preventive and Therapeutic Measures – A Narrative Review. Medicina. 2021; 57(3), p.223.3. Attum B, Pilson H. Intertrochanteric Femur Fracture. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493161/4. Rasjad C. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Pt. Yarsif Watampone; 2007.5. American Academy of Orthopaedic Surgeons. OrthoInfo. Fractures (Broken Bones). 2021. 6. Damron, T., & Mann, K. Fracture Risk Assessment and Clinical Decision Making for Patients with Metastatic Bone Disease. Journal of Orthopaedic Research. 2020; 38(6), p.1175-90. 7. DerSarkissian, C. WebMD. Understanding Bone Fractures: Diagnosis and Treatment. 2021. 8. Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran, edisi III. Jakarta: Media Aesculapius. 2007.9. Kaplan K, Miyamoto R, Levine BR, Egol KA, Zuckerman JD. Surgical management of hip fractures: an evidence-based review of the literature. II: intertrochanteric fractures. JAAOS-Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2008.Nov 1;16(11):665-73.10. Management of hip fractures in older adults: evidence-based clinical practice guideline. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Available at https://www.aaos.org/globalassets/quality-and-practice-resources/hip-fractures-in-the-elderly/hipfxcpg.pdf. December 3, 2021

Editor
: Amru Lubis
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

News

Bridge Sumut Ukir Sejarah Raih 2 Medali Porwanas 2024

News

Kompol Zulkarnain : Hadirkan Semangat Kemerdekaan dalam Kehidupan Sehari-hari

News

Polres Asahan Amankan 32 Orang Gemot Hendak Tawuran

News

Peringati Hari Anak Nasional, Yayasan Baitul Maal PLN UID Sumut Gelar Khitan Massal