Medan I Sumut24.coSipirok adalah nama besar di Sumatera Utara, dengan sumbangan yang tak kecil untuk Indonesia, melalui putera-puteri terbaiknya, sejak dahulu kala. Kita tak hanya bicara tentang Gubernur kita Raja Inal Siregar dengan gagasan Marsipature Huta Na Be yang terkenal itu. MH Ritonga yang tokoh Kepolisian; Hasrul Harahap yang Menteri Pertanian; Arifin Siregar yang Menteri Keuangan, dan lain-lain. Demikian akademisi FISIP UMSU Shohibul Anshor Siregar dalam narasinya untuk acara Pasombu Lungun Induk Keluarga Ikatan Pelajar Seluruh Indonesia (IKAPSI) Sipirok di Hotel Danau Toba, Sabtu.Hari ini mungkin juga masih ada anak yang baru lahir di Sipirok bernama Mohammad Yamin Hutasuhut; mungkin juga ada nama Hasrul Ritonga, ada nama Raja Inal Harahap dan ada Arifin. Tetapi kaliber putera Sipirok sebesar Armyn Pane, Sanusi Pane, yang sastrawan besar, atau Lafran Pane, yang pendiri organisasi mahasiswa terbesar HMI, tidak lagi muncul.Memang peran penting seperti pernah dimainkan oleh Sahala Muda Pakpahan, tokoh militer yang tak dihitung dalam konstelasi Nasional Hindia Belanda, tak mungkin diulangi lagi saat ini, pada alam merdeka. Pakpahan berhasil mencegat pasukan Belanda yang di dalamnya seseorang bernama Spoor, berpangkat Letnan Jenderal, ikut serta. Tewas di tangan pemimpin lasykar rakyat ini, Belanda mengarang cerita bahwa pemimpin tertinggi militer Belanda itu mati kena racun di sebuah restoran terapung di Tanjung Priok. Tokoh militer di Sumatera Utara pada waktu itu (1949) berebut klaim sebagai pelaku atau perencana operasi.Dulu ada Armada Dagang Angkutan Laut bernama Sipirok. Dulu ada firma Sibual-buali. Mungkin kini masih ada angkutan Sipirok Nauli. Ada nama kedai kopi atau rumah makan Sipirok. Tetapi keduanya tak mungkin dibandingkan.Apa yang hilang? Mengapa prestasi-prestasi puncak yang dulu sukses digondol oleh putera Sipirok, kini justru sepi dari perhitungan?Shohibul Anshor Siregar menuntut dilakukannya orientasi nilai dan budaya. Sesuatu telah hilang, termasuk egalitarianisme dan perasaan tak puas atas apa yang dicapai. Harus ada alokasi perhatian khusus dari IKAPSI untuk mensiasati jalan baru kemajuan Sipirok.Shohibul Anshor Siregar yang memberi judul narasinya "Remembering the past, Remaking the Future" itu menghimbau, diaspora Sipirok, di mana pun juga, harus ikut merasakan keprihatinan ini.red