Sumut

Deklarasi Rembuk Pemuda Sumatera Utara dan Gelar Diskusi Publik

Amru Lubis - Minggu, 31 Desember 2023 13:08 WIB
Medan I Sumut24.co Rembuk Pemuda Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Diskusi Publik dengan tema "Peran Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045"Diskusi tersebut menghadirkan Founder Rembuk Pemuda, Aidil Afdan Pananrang, dan empat narasumber, yaitu Muhammad Rizki Fadillah (Ex Presma Universitas Sumatera Utara), Ahmad Chalil Gibran (Ex Presma Universitas Dharmawangsa), Rayanda Al Fathira (Ex Presma Universitas Negeri Medan) dan Siddik Hafiz (Ex Presma Politeknik Negeri Medan).Kegiatan tersebut dibuka dengan sambutan dari Aidil, selaku Founder Rembuk Pemuda. Aidil mengatakan bahwa pemuda pada sejarahnya selalu memberikan kontribusi besar bagi bangsa. 2028 adalah 100 tahun sumpah pemuda. Aidil mengatakan bahwa pemuda harus memberikan konribusi sebesar-besarnya agar Indonesia Emas itu tak hanya jadi angan-angan saja."Tantangan pemuda yang harus dijawab adalah menentukan jalur perjuangannya. Dimanapun jalur perjuangan dan pengabdiannya, berikanlah yang terbaik bagi Ibu Pertiwi.", tutup Aidil.Moderator diskusi tersebut, Madi Nasution (Ex Presma Universitas Tcut Nyak Dhien) membuka diskusi tersebut dengan pertanyaan mendasar apakah 2045 akan menjadi Indonesia Emas atau Indonesia Cemas.Setelah moderator membuka dengan beberapa pertanyaan, masing-masing narasumber menyampaikan pandangannya tentang tema dan pertanyaan moderator tersebut.Rizki selaku Koordinator Rembuk Pemuda Sumatera Utara mengatakan bahwa 2045 bisa saja menjadi Indonesia Cemas seperti yang disampaikan moderator. "Kita bahkan khawatir, jika melihat kualitas SDM Indonesia saat ini, jangan-jangan pada tahun 2045 malah kita akan menjemput Indonesia Lemas.", sambung RizkiSelain itu, Gibran menyorot tentang kualitas pemuda dan dampaknya bagi daerah dan nasional. Menurutnya ada gap besar antara pemuda daerah dengan pemuda Jakarta."Pemuda di daerah punya kesulitan tersendiri untuk berdampak dan berkarya di tingkat nasional. Kesulitan itu yang menjadi PR kita sebagai anak daerah. Tantangan yang dihadapi untuk berdampak dalam skala nasional tentu lebih besar.", tegas GibranNarasumber ketiga, Rayanda, menitikberatkan pembahasannya pada kualitas SDM menuju Indonesia Emas. Rayanda mengatakan bahwa Indonesia Emas hanya bisa dicapai dengan terpenuhinya salah satu indikator, SDM Emas."Kualitas SDM kita sangat rendah, berada di rangking 47 dari 60-an negara di dunia. Faktor utamanya adalah pendidikan. Masih ada gap besar antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah tentang akses pendidikan. Indonesia Emas hanya akan menjadi angan-angan jika SDM-nya busuk.", tutup RayandaSelanjutnya, Siddik mengajak audiens untuk berpikir bahwa apakah Indonesia masih ada di 2045 atau tidak."Melihat keadaan negara, krisis iklim yang ada, dan hal-hal yang dapat merusak lainnya, apakah Indonesia akan bertahan sampai 2045?Jangan sampai kita mengkhayal jauh-jauh tentang Indonesia Emas 2045 tetapi justru Indonesia telah hancur di tangan kita sendiri sebelum 2045 tiba.", tutup SiddiqSetelah sesi pertama selesai, moderator mengizinkan pada audiens untuk bertanya kepada para narasumber sehingga forum diskusi menjadi lebih hidup lagi.Kegiatan ditutup dengan deklarasi Rembuk Pemuda Sumatera Utara yang dibacakan oleh Aidil Afdan Pananrang selaku Founder Rembuk Pemuda dan diakhiri dengan penyerahan jaket Rembuk Pemuda kepada seluruh narasumber.(red)Deklarasi Rembuk Pemuda Sumatera Utara dan Diskusi Publik

Medan I Sumut24.co

Rembuk Pemuda Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Diskusi Publik dengan tema "Peran Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045"

Diskusi tersebut menghadirkan Founder Rembuk Pemuda, Aidil Afdan Pananrang, dan empat narasumber, yaitu Muhammad Rizki Fadillah (Ex Presma Universitas Sumatera Utara), Ahmad Chalil Gibran (Ex Presma Universitas Dharmawangsa), Rayanda Al Fathira (Ex Presma Universitas Negeri Medan) dan Siddik Hafiz (Ex Presma Politeknik Negeri Medan).

Kegiatan tersebut dibuka dengan sambutan dari Aidil, selaku Founder Rembuk Pemuda.

Aidil mengatakan bahwa pemuda pada sejarahnya selalu memberikan kontribusi besar bagi bangsa. 2028 adalah 100 tahun sumpah pemuda. Aidil mengatakan bahwa pemuda harus memberikan konribusi sebesar-besarnya agar Indonesia Emas itu tak hanya jadi angan-angan saja.

"Tantangan pemuda yang harus dijawab adalah menentukan jalur perjuangannya. Dimanapun jalur perjuangan dan pengabdiannya, berikanlah yang terbaik bagi Ibu Pertiwi.", tutup Aidil.

Moderator diskusi tersebut, Madi

Nasution (Ex Presma Universitas Tcut Nyak Dhien) membuka diskusi tersebut dengan pertanyaan mendasar apakah 2045 akan menjadi Indonesia Emas atau Indonesia Cemas.

Setelah moderator membuka dengan beberapa pertanyaan, masing-masing narasumber menyampaikan pandangannya tentang tema dan pertanyaan moderator tersebut.

Rizki selaku Koordinator Rembuk Pemuda Sumatera Utara mengatakan bahwa 2045 bisa saja menjadi Indonesia Cemas seperti yang disampaikan moderator. "Kita bahkan khawatir, jika melihat kualitas SDM Indonesia saat ini, jangan-jangan pada tahun 2045 malah kita akan menjemput Indonesia Lemas.", sambung Rizki

Selain itu, Gibran menyorot tentang kualitas pemuda dan dampaknya bagi daerah dan nasional. Menurutnya ada gap besar antara pemuda daerah dengan pemuda Jakarta.

"Pemuda di daerah punya kesulitan tersendiri untuk berdampak dan berkarya di tingkat nasional. Kesulitan itu yang menjadi PR kita sebagai anak daerah. Tantangan yang dihadapi untuk berdampak dalam skala nasional tentu lebih besar.", tegas Gibran

Narasumber ketiga, Rayanda, menitikberatkan pembahasannya pada kualitas SDM menuju Indonesia Emas. Rayanda mengatakan bahwa Indonesia Emas hanya bisa dicapai dengan terpenuhinya salah satu indikator, SDM Emas.

"Kualitas SDM kita sangat rendah, berada di rangking 47 dari 60-an negara di dunia. Faktor utamanya adalah pendidikan. Masih ada gap besar antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah tentang akses pendidikan. Indonesia Emas hanya akan menjadi angan-angan jika SDM-nya busuk.", tutup Rayanda

Selanjutnya, Siddik mengajak audiens untuk berpikir bahwa apakah Indonesia masih ada di 2045 atau tidak.

"Melihat keadaan negara, krisis iklim yang ada, dan hal-hal yang dapat merusak lainnya, apakah Indonesia akan bertahan sampai 2045?

Jangan sampai kita mengkhayal jauh-jauh tentang Indonesia Emas 2045 tetapi justru Indonesia telah hancur di tangan kita sendiri sebelum 2045 tiba.", tutup Siddiq

Setelah sesi pertama selesai, moderator mengizinkan pada audiens untuk bertanya kepada para narasumber sehingga forum diskusi menjadi lebih hidup lagi.

Kegiatan ditutup dengan deklarasi Rembuk Pemuda Sumatera Utara yang dibacakan oleh Aidil Afdan Pananrang selaku Founder Rembuk Pemuda dan diakhiri dengan penyerahan jaket Rembuk Pemuda kepada seluruh narasumber.(red)

Editor
: Amru Lubis

Tag:

Berita Terkait