MEDAN | SUMUT24SMAN 1 menjadi satu-satunya sekolah negeri di Kota Medan yang mendapat kesempatan menjalankan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer. Namun sayang, meski sudah melakukan persiapan yang matang, erornya server tidak dapat terhindarkan, Senin (4/4).
Suasana menjadi sedikit tegang saat pihak sekolah mengetahui adanya kerusakan server di salah satu ruangan, saat melakukan pengecekan ulang sekitar pukul 06.30 WIB. Wali Kota Medan, Tengku Dzulmi Eldin pun ikut-ikutan tegang sesampainya di SMAN 1 sekira pukul 07.20 WIB.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1, Safrimi mengungkapkan, pihaknya langsung menghubungi petugas teknisi. Meski ada server cadangan, petugas teknis mengusahakan perbaikan dari server pusat. Padahal kata Safrimi, semua server dalam keadaan baik saat pihaknya melakukan pengecekkan ulang pada Minggu (3/4), sekira pukul 22.00 WIB.
“Begitu kita online kan enggak bisa. Satu ruangan aja yang eror. Katanya, mereka (petugas teknisi) mengusahakan satu jam. Kalau enggak bisa, kita pakai server cadangan,” ujarnya kepada Eldin, sembari mengatakan ada lima ruangan ujian dan ruangan 2 adalah ruangan yang servernya rusak sekira pukul 08.45 WIB.
Eldin pun terlihat bingung atas penyampaian Safrimi. “Jadi servernya bagaimana. Udah di cek sebelumnya?” ungkapnya. Barulah sekira pukul 08.55 WIB, Safrimi mengabarkan bahwa server di ruangan 2 sudah kembali normal. Jika hingga waktu berakhir dan server belum kembali menyala, Safrimi mengatakan pihaknya bisa mengikuti UNBK susulan.
“Kalau tadi kita gagal, bisa ikut ujian susulan,”ujar Safrimi.Safrimi mengaku sudah mempersiapakan semuanya sejak 6 bulan lalu. Namun erornya sistem memang tidak dapat dihindari.
“Memang agak lama kita mempersiapkan semuanya. Agak kewalahan,” ujarnya. Jika dilihat dari ketersediaan sarana pra sarananya, SMAN 1 terbilang belum benar-benar siap menghadapi UNBK. Pasalnya, SMAN 1 hanya memiliki 65 unit komputer untuk digunakan saat ujian oleh 557 siswa. Sehingga SMAN 1 terpaksa meminjam komputer dari SMAN 2, SMAN 7, dan SMAN 16, agar komputer di sana mencapai 192 unit ditambah cadangan 10 persen.
Jangan Padamkan Listrik saat UN
Plt Gubernur Sumut (Gubsu), Tengku Ery Nuradi menyatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN agar tidak melakukan pemadaman listrik saat ujian berlangsung. “Saya sudah koordinasi dengan PLN,” ujar Tengku Ery.
Plt Gubsu H T Erry Nuradi meninjau pelaksanaan UN tahun 2016 mulai Senin (4/4) diikuti 204.124 siswa SMA sederajat di Sumut. Dari beberapa sekolah yang dipantau, pelaksanaan UN berjalan tertib dan lancar. Plt Gubsu mengawali kunjungan ke SMAN 1 yang menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau disebut juga Computer Based Test (CBT) yaitu sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya.
Plt Gubsu menyaksikan pelaksanaan UNBK di SMAN1 berjalan baik dan lancar. SMAN 1 merupakan satu dari 99 sekolah di SUmut yang menerapkan system UNBK yang terdiri dari 24 SMA diikuti sebanyak 5.209 siswa dan 61 SMK sekolah 14.300 siswa serta 14 sekolah tingkat SMP sebanyak 1.886 siswa.
Sedangkan jumlah peserta UN (diluar UNBK) SMA sebanyak 118.527 peserta dan SMK 66.088, dengan total 184.615 peserta. Sehingga ditambah 19.509 peserta UN SMA sederajat dengan system UNBK, maka total peserta UN 2016 SMA sederajat sebanyak 204.124 siswa.
Menurut Plt Gubsu penerapan UNBK adalah hal yang positif. “Saya berharap sekolah terus kembangkan tes CBT, jumlahnya naik dari tahun lalu hanya 22 sekolah, tahun depan kita harapkan lebih meningkat,” kata Erry.
Apalagi, tambahnya, pada tahun 2017 nanti ada perubahan kebijakan pendidikan, dimana SLTA sederajat akan berada di bawah naungan dan tangungjawab pemerintah provinsi.
Erry berharap seluruh sekolah menangah bisa menerapkan system UNBK. Pemerintah pusat, harapnya, dapat memberi dukungan komputer bagi sekolah-sekolah di Sumut. Selanjuntnya Plt Gubsu meninjau pelaksanaan UN di MAN 2 Jalan Willem Iskandar, Medan dan dilanjutkan dengan meninjau sekolah swasta Prime one school. Sementara itu, pada saat yang bersamaan, Sekda Provsu ikut memantau pelaksanaan UN di beberapa sekolah diantaranya di Sekolah Santo Thomas.
Sementara itu, anggota DPR RI, Sofyan Tan yang ikut rombongan Pemrpovsu dan Pemko Medan memantau di SMAN 1, berjanji akan mengusulkan penambahan komputer. “Rugi kan kalau ada anggota DPR enggak bisa diperjuangkan,” ungkap Sofyan Tan.
Jangan Stress, Jalani UN Dengan Baik
Wali Kota Medan, Drs HT Dzulmi Eldin S MSi menilai pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Kota Medan berjalan aman dan lancar. “Saya berharap seluruh siswa dapat menjawab seluruh soal yang diujikan dengan baik. Ditambah lagi para siswa belajar selama tiga tahun, kini waktunya untuk menguji apa yang telah dipelajari selama tiga tahun tersebut.Jadi para siswa saya minta tidak perlu stress. Jalani saja ujian dengan baik. Apabila sudah dipelajari dengan baik, insya Allah soal ujian akan dapat dijawab,” kata Wali Kota.
Eldin selanjutnya mengungkapkan, masih banyak sekolah yang belum menerapkan ujian sistem Bomputer Based Test (CBT). Untuk itu Pemko Medan ke depan akan membuat pengadaan komputer untuk sekolah – sekolah dengan melihat kesiapan maupun fasilitas pendukung dari sekolah tersebut. “Sistem Ujian CBT ini kan masih baru, persiapannya juga memakan waktu. Jadi tahun depan Pemko Medan akan menganggarkannya,” kata Wali Kota.
Berharap Semua UN Berbasis Komputer
Sementara itu, Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution MSi meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) hari pertama di SMK Negeri 2 yang berbasis komputer. Secara umum pelaksanaan UN itu berjalan dengan lancar. Tampak para siswa juga sudah menyiapkan diri untuk mengikuti ujian yang menggunakan computer tersebut.
Memang sempat terjadi masalah pada salah satu kelas yang menjadi tempat ujian. Masalah tersebut adalah tersendatnya koneksi dengan server di kementerian pendidikan. Namun setelah 45 menit ditunda, akhirnya hubungan dengan server dapat tersambung dengan baik.
Wakil Wali Kota Medan, Ir Akhyar Nasution didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Medan, Drs Ramlan Tarigan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Drs Hasan Basri MM, menyebutkan masalah koneksi ini tidak mengganggu atau merugikan para peserta, karena ujian baru dimulai setelah koneksi tersambung dengan baik.
“Kita memberikan apresiasi atas kesiapan dari beberapa sekolah menengah atas di Medan yang telah berhasil melaksanakan UN berbasis komputer. Secara umum, sebagaimana yang kita lihat, berlangsung dengan baik. Dan kita berharap, secara bertahap, semua sekolah dapat melaksanakan ujian berbasis komputer,” ungkap Akhyar.
Kepala SMK Negeri 2 Medan, Sukardi MPd menyebutkan, siswanya yang mengikuti UN pada tahun ini sebanyak 544 orang. Seluruh peserta dibagi tiga sesi dengan dengan menggunakan lima kelas. Dia menegaskan, pembagian sesi ini tidak akan menyebabkan kebocoran soal. Peserta setiap sesi akan mendapat soal yang berbeda. Apalagi, pihak kementerian memang telah menyiapkan ribuan soal untuk ujian nasional ini.
“Selain siswa SMK Negeri 2, sekolah kita juga dijadikan lokasi ujian tumpangan bagi sekolah swasta lain. Dan siswa dari sekolah lain itu mengikuti ujian secara manual, hanya siswa SMK Negeri 2 yang mengikuti ujian berbasis komputer,” ungkapnya.
Ombudsman Temukan Kopekan
Jika di SMAN 1 Medan pelaksanaan UN dihadiri semua pejabat, di SMAN 2 Medan hanya Sekda Kota Medan yang hadir ditambah Ombudsman.
Seperti sudah diprediksi banyak orang, begitu Ombudsman yang masuk, bakal ada temuan. Benar saja, tak lama Ombudsman keluar dari SMAN 2 Medan dan bertemu wartawan di halaman sekolah itu, salah seorang staf Ombudsman memperlihatkan “kopekan” (kunci jawaban).
Menurut staf Ombudsman tersebut, kertas kecil yang berisi kunci jawaban tersebut ditemukan di ruang 17 dari dompet yang dibawa oleh salah seorang siswa. “Waktu kami pergoki dia (siswa) memang tidak sedang melihat kopekan tersebut, tapi kami curiga dan minta guru pengawas mengambilnya,” kata staf Ombusdman tersebut. Pada saat itu sedang ujian Bahasa Indonesia.
Sementara Ketua Perwakilan Ombudsman Sumut Abyadi Siregar mengatakan, “pihaknya belum dapat memastikan apakah kopekan tersebut kunci jawaban atau tidak. Tapi temuan ini tetap akan kami sampaikan ke pusat,” katanya.
Di tempat yang sama Kepala Sekolah SMAN2 Medan Sutrisno membantah temuan Ombudsman tersebut. “Sampai saat ini kami belum menerima laporan tersebut dan rasanya memang kecil sekali mengingat semua tas dan alat komunikasi siswa telah disimpan,” katanya.Sejumlah pejabat ditemukan melakukan pelanggaran prosedur pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Medan. Pelanggaran ini jadi temuan Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Senin (4/4/2016).
Tak hanya kopekan (kunci jawaban) yang ditemukan Ombudsman saat pelaksanaan UN hari pertama kemarin. Ombudsman juga menemukan pelanggaran yang dilakukan pejabat saat meninjau UN di beberapa sekolah. Diantaranya, pelanggaran dilakukan Plt Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi dan sejumlah anggota DPRD Medan.
Menurut Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, pejabat yang masuk ke ruangan UN saat melakukan peninjauan, merupakan pelanggaran prosedur. Pelanggaran itu terjadi di SMA Negeri (SMAN) 1 Medan.
“Plt Gubernur bersama anggota DPRD dan pejabat lain melakukan pelanggaran prosedur, karena tidak seorang pun diperkenankan masuk saat pelaksanaan UN,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rilis yang dikirim Bagian Humas Pemko Medan, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution, juga terlihat masuk ke dalam ruangan UN. Akhyar bersama Kabalitbang yang juga Kadisdik Medan Hasan Basri masuk ke dalam ruangan dan sempat bertanya dengan peserta UN.
13 Anak Lapas Ikut UN
Sebanyak 13 anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas I Tanjung Gusta, Medan mengikuti UN dihari pertama dengan lancar, Senin (4/4).
Hal itu disampaikan Kepala Lapas Anak Klas IA Tanjung Gusta, Medan, Windu Arto. “Hari ini pelaksaan UN paket C di lapas anak ini berjalan dengan lancar dan aman,” ungkap Windu Arto, usai meninjau pelaksanaan UN di LPKA Klas IA Tanjung Gusta Medan, kemarin sore.
Meski tidak menggunakan seragam sekolah. Tapi, tidak ada perbedaan pada pelaksaan UN di LPKA ini, hanya saja berbeda jadwal pelaksanaannya dilakukan Pukul 13.00 WIB setiap hari sejak tanggal 4 hingga 7 April 2016. “Ujian ini juga diawasi oleh pengawas dari Disdik Kota Medanbersama kita,” jelasnya.
Windu Arto juga mengungkapkan bahwa untuk materi atau naskah UN sama seperti pada umumnya bagi pelajar tingka SMA yang mengikuti ujian nasional tersebut.
“Hari ini, anak binaan menguikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia,” tuturnya. Lanjutnya, pada tanggal 5 April 2016, mata pelajaran Mati-matika dan Sosiologi. Kemudian, Tanggal 6 April 2016, Bahasa Inggris dan Ekonomi dan tanggal 7 April 2016 mata pelajaran Fisika dan PPKN.
“Untuk mata pelajaran yang di UN sama seperti UN pada umumnya. Tidak ada perbedaan dalam pelaksaaan UN ini,” tuturnya. Anak yang sedang menjalani hukuman ini mengakui pada dirinya, mengalami kesulitan untuk menjawab soal-soal UN. Namun, mereka tetap mengikuti UN tersebut.
“Ada kesulitan dan keberatan untuk menjawab soal UN mereka,” ungkapnya. Disinggung bagaimana sistem pembinaan pelajara formil didalam lapas itu. Dia menyebutkan sudah melakukan sesuai dengan prosedur. Namun, terkendala dengan staff pengajar dan fasilitas yang dimiliki.(evt/dio/D/Ism/Iin)