Tapsel |sumut24.co -
PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, telah berhasil meraih
Penghargaan Subroto 2024 untuk kategori Pendidikan dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Mineral Terinovatif dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Penghargaan bergengsi ini merupakan pengakuan tertinggi bagi pemangku kepentingan yang berkontribusi signifikan terhadap kemajuan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia, Jum'at, 11 Oktober 2024.
Wakil Presiden Direktur Agincourt Resources, Ruli Tanio, menjelaskan bahwa sejak awal beroperasi, perusahaan tidak hanya fokus pada eksplorasi dan produksi emas.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui berbagai program sosial.
Pendidikan menjadi salah satu fokus utama kami, karena kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik," ungkap Ruli.
Penghargaan Subroto 2024, yang diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, menandai puncak acara Hari Jadi ke-79 Pertambangan dan Energi.
PT Agincourt Resources berhasil membawa pulang penghargaan ini berkat Program Pengembangan Pendidikan Non-Formal Bidang Seni dan Budaya melalui Sanggar Seni Sopo Daganak, yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja.
Ruli menambahkan, "Penghargaan ini adalah motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik melalui pendidikan.
Kami percaya bahwa keberhasilan ini bukan hanya milik perusahaan, tetapi juga masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam inisiatif kami."
Dengan meraih Penghargaan Subroto 2024, PT Agincourt Resources menegaskan bahwa investasi dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat adalah bagian integral dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4, yang menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif dan merata.
"Perusahaan berkomitmen untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat," tambah Ruli.
Senior Manager Community Agincourt Resources, Christine Pepah, menjelaskan bahwa program pendidikan non-formal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia di 14 desa sekitar tambang.
"Kami yakin penting untuk mengembangkan berbagai kecerdasan anak melalui pendidikan non-formal yang fokus pada minat dan bakat mereka," tuturnya.
Program ini dimulai sejak 2009 dengan pembangunan Taman Baca Anak (TBA) di Desa Napa, Batang Toru, dan secara bertahap berkembang menjadi 14 TBA lainnya.
Selain itu, perusahaan juga mendirikan pusat kegiatan ekstrakurikuler bernama Sopo Daganak, yang mampu menampung sekitar 500 orang.
Di Sopo Daganak, anak-anak tidak hanya belajar dari segi akademis, tetapi juga dari segi karakter melalui berbagai kegiatan.
Metode pembelajaran yang diterapkan meliputi mendongeng, berpuisi, menari, dan kursus bahasa Inggris.
Kegiatan pelestarian budaya lokal, seperti pertunjukan musik tradisional, juga menjadi bagian dari program ini.
Keberhasilan program pendidikan non-formal ini terasa nyata, dengan Sanggar Seni Sopo Daganak yang meraih juara II di Festival Warisan Budaya Nusantara di Jakarta dan berkesempatan untuk tampil di ajang budaya di Turki pada November mendatang.
Dastri Sejoli, Ketua Persada, menyatakan bahwa enam penari muda dari Batang Toru akan menampilkan tarian khas Indonesia di Turki.
"Anak-anak sangat bangga dan percaya diri bisa menunjukkan bakat mereka di kancah internasional," ujarnya.
Dengan program-program yang dirancang untuk mendukung perkembangan seni dan budaya, PT Agincourt Resources berharap semakin banyak anak-anak dari Batang Toru yang dapat berkontribusi di bidang seni, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan fokus yang kuat pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, PT Agincourt Resources tidak hanya berkomitmen untuk menciptakan peluang bagi generasi muda, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial yang berkelanjutan di sekitarnya.zal