BERANI Ungguli Debat Pertama

Administrator - Sabtu, 09 November 2024 06:18 WIB
Istimewa

Medan - Dilema paslon 1 dan paslon nomor 3 sukar disembunyikan, ketika mereka menginginkan dukungan pemilih kota namun sekaligus dengan tetap memuji Bobby Afif Nasution, Walikota Medan No-aktif.

Disadari atau tidak, tampaknya Rico menyampaikan visi paslon nomr urut 1 ini dengan penekanan kritik yang cukup pedas terhadap walikota Medan dengan konsep pemerataannya.

Pelayanan kesehatan bukan utuk si A atau si B, namun untuk semuanya. Pendidikan bukan utuk si A atau si B, namun untuk semuanya. Pelayanan kesejahteraan bukan hanya untuk si A atau si B, melainkan untuk semuanya. Ini jelas kritik. Rico juga menekankan perhatian atas konsep pemerataan, ramah investasi dan infrastruktur yang humanis dan harmonis untuk pembangunan yang sustainable.

Paslon ini berjanji membangun kota medan untuk semua.

Dalam memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan debat, akhirnya kedua paslon ini berhenti sebatas reaksi-reaksi normatif belaka, tanpa elaborasi dan eksplorasi berbasis logika sehat.

Hidayatullah bahkan kehabisan waktu dalam pemaparan visi karena seakan lebih memerlukan penegasan untuk memuji-muji Bobby Afif Nasution.

Hidayatullah tentu tak menghitung kemanfaatan data yang diungkapkannya dengan mengatakan bahwa tahun lalu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp 303 triliun. Pendapatan perkapita Rp 120 juta pertahun, atau Rp 10 juta perbulan.

Orang yang faham tentu mencibir, bahwa data agregat ini amat teoritis dan jauh dari kenyataan hidup yang diderita rakyat kebanyakan. Bahkan jika tanpa pemerintahan pun PDRB yang dia ungkapkan juga akan tumbuh sedemikian rupa.

Tetapi sadar bahwa jika terus memuji-muji, ia akan ditinggal pemilih. Karena itu, dalam bagian terakhir ia memaparkan kondisi buruk Medan saat ini dengan jumlah warga miskin cukup besar, 187 ribu jiwa.

Di tangan Ridha Dharmajaya hal-hal yang ingin ditutupi oleh kedua paslon lawannya itu menjadi amat jelas. Banjir, infrastruktur yang kacau, rendahnya daya beli rakyat di tengah melonjaknya harga sembako. Medan butuh pemimpin yang tak akan membiarkan rakyat menderita, bukan pemimpin yang meninggalkan permasalahan besar karena ingin meraih kekuasaan lebih besar.

Untuk debat berikutnya kedua paslon pemuji Bobby Afif Nasution itu perlu memikirkan agar keterancaman nasib keterpilihan paslon sendiri tidak semakin besar hanya karena ingin melindungi Bobby Afif Nasution.

Banyak keuntungan bagi Paslon nomor 2 jika pola yang ditempuh oleh paslon nomor 1 dan 3 tidak dirubah.red

Editor
: Administrator
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

kota

Forkopimda dan Insan Pers Sumut Deklarasi Pilkada Damai

kota

Kapolres Palas Hadiri Rakor Pendistribusian Logistik Kotak Suara untuk Pilkada 2024 dari Gudang Logistik KPU ke PPK

kota

Kapolresta Deli Serdang Pimpin Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan Pilkada 2024

kota

Wong Cun Sen : Berharap Hubungan Kerjasama Berkelanjutan

kota

Pimpin Paripurna, Syaiful Ramadhan : Pelantikan Pimpinan Dewan Harus Jadi Momentum Mentransformasi Tata Kelola Pemerintahan

kota

Blok Sumut Minta Bawaslu Periksa Camat Larang Honorer Kebersihan Libur Nasional Pilkada Serentak