Medan -Di sela nontonbareng debat Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Forum Komunikasi Warga Jawa Sumatera Utara (FKWJ Sumut) melalui Ketua Umum organisasi itu, Mbah Djamin Sumitro, menyuarakan keprihatinannya terhadap dampak negatif
politik dinasti di Indonesia.
"Politik dinasti itu selamanya tak pernah berfikir lain kecuali kepentingan kerabat dan konco-konco. Itu telah terbukti sangat menghambat demokrasi yang diperjuangkan sejak reformasi", tegas Mbah Djamin Sumitro.
Menurut Mbah Djamin Sumitro, di antara banyak penyebab kemunduran demokrasi di Indonesia ialah politik dinasti yang berdampak buruk terhadap sirkulasi kekuasaan.
Sebagai akibat lanjutannya terjadilah dominasi ekonomi oleh konco dan kerabat. Korupsi dan penyalahgunaan wewenang terus meningkat, karena seakan tak mungkin diusik oleh Lembaga-lembaga penegak hukum yang selalu terpaksa tertunduk loyo di bawah induk kekuasaan.
"Kepentingan keluarga sebagai inti perjuangan politik dinasti dengan dampak buruk terhadap sirkulasi kekuasaan dan dominasi ekonomi serta pelanggaran hukum terang-terangan, akhirnya seakan terpaksa dianggap wajar demi politik dinasti, terang Mbah Djamin Sumitro.
Karena itu FKWJ Sumatera Utara merasa amat prihatin jika Pilkada Serentak 2024 akan menjadi ajang bagi pelestarian politik dinasti di Indonesia. Untuk itu organisasi ini menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia "lawan politik dinasti".
Khusus untuk Sumatera Utara, FKWJ Sumut yang memiliki kepengurusan daerah dan kecamatan di 23 Kabupaten dan Kota akan berjuang memenangkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri. Sedangkan untuk Deliserdang Ali Yusuf Siregar-Bayu Sumantri.
"Untuk Sumatera Utara kami memperjuangkan keterpilihan Edy Rahmayadi-Hasan Basri, dan untuk Deliserdang Ali Yusuf Siregar-Bayu Sumantri Agung", pungkas Mbah Djamin Sumitro.Rel